BENGKALIS - Pada tanggal 24-25 April 2022. PusatKoordinasi daerah Mapala Perguruan tinggi Se-Riau (PKD Mapala PTS-R) Melakukan survei di 3 desa yang terdampak abrasi di Pulau Bengkalis.
Baca juga:
Amsakar Tinjau Kebakaran di Sagulung
|
Isu lingkungan dan perubahan iklim masih menjadi sorotan dan gerakan yang terus digaungkan dalam setiap perayaan Hari bumi serta peringatan hari-hari besar lingkungan setiap tahunnya.
Beragam Aksi dilakukan Mapala yang ada di Riau, untuk memperingati hari bumi. Salah satu yang dilakukan oleh Pusat Koordinasi Mapala Tingkat Perguruan Tinggi Se – Riau. aksi Penanaman Mangrove di Pesisir Pulau Bengkalis dan melakukan survei 3 desa yang terdampak abrasi Terkhususnya Pantai desa Simpang Ayam, pantai desa jangkang dan pantai desa deluk.
Pusat Koordinasi Daerah Mapala Tingkat Perguruan Tinggi Se – Riau Prihatin melihat begitu banyak pesisir pantai yang terkikis karena Abrasi yang sangat cepat. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan perangkat desa, setiap tahunnya Abrasi terjadi di Pesisir pantai pulau bengkalis yang mengikis pesisir pantai 10-20 Meter Pertahunnya.
Oleh sebab itu pemerintah pusat harus lebih memperhatikan kerusakan lingkungan dan mengambil di daerah-daerah terpencil dan pesisir di Provinsi Riau .
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan yang diperoleh, dampak dari abrasi ini sudah sangat merugikan, dikarenakan daratan di pesisir pantai telah habis tergerus oleh ombak.
Jika masalah ini tidak ditangani secara cepat dan tepat maka dapat dipastikan penyebab utama dari hilangnya pulau Bengkalis disebabkan oleh abrasi.
Harapan dari kepala desa setempat yaitu dengan menyemarakkan kembali penanaman mangrove dan penambahan pemecah ombak.
Ketua PKW I sekaligus ketua mapala Laksamana politeknik negeri Bengkalis Aldi Geofmi Putra. Abrasi yang terjadi di Bengkalis dapat didengar pemerintah dan dinas - dinas terkait, baik kabupaten maupun provinsi. Dan juga berharap dapat membantu penyelesaian masalah abrasi yang setiap detiknya mengancam daratan di pulau Bengkalis, khususnya desa Simpang ayam, Jangkang, dan Deluk.
Harapan Ketua PKD mapala perguruan tinggi SE Riau, Vivaldi Emri Nobel meminta pemerintah lebih peduli terhadap isu lingkungan yang terjadi di provinsi Riau. Sangat penting untuk siklus kehidupan makhluk hidup.
Ketua Mapala STIER AKBAR, yanny Yudhistira Nugraha berharap dapat menarik perhatian pemerintah untuk lebih menyadarkan peduli dalam menanggulangi bencana abrasi tentunya demi menyelamatkan kota Bengkalis dari bahayanya abrasi dengan membangun pemecah ombak(Break Water), menanamkan mangrove atau hutan bakau dan menyelematkan ekosistem pantai
Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk menyelamatkan pulau Bengkalis dari pengikisan lantai yang terjadi akibat ombak dan pasangnya air laut.kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk menyadarkan pemerintah pusat sadar akan kerusakan yang terjadi dipesisir pantai. (yulistar).